Stunting menjadi salah satu problem kesehatan yang cukup serius di Indonesia. Masalah stunting bahkan menjadi perhatian khusus kementerian kesehatan lewat sejumlah kampanyenya. Stunting ini telah menjadi permasalahan nasional kesehatan yang harus ditangani, mengingat dampak stunting sangat luas dan irreversibel (tidak dapat diulang) terhadap perkembangan jaringan otak sehingga berpengaruh kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk kedepan.

Kepulauan nias, termasuk salah satu daerah yang tidak dapat terlepas dari bahaya stunting. Berdasarkan data SSGI (Survei Status Gizi Indonesia) tahun 2022, tingkat stunting di ketiga Kabupaten yang ada di kepulauan Nias, melampaui angka 25 persen. Situasi ini tidak hanya mengkhawatirkan bagi masa depan generasi muda kepulauan Nias, tetapi juga mengancam potensi sumber daya dan derajat kesehatan masyarakat. Dalam upaya mengatasi persoalan ini, Sekolah Tinggi Teologi (STT) BNKP Sundermann dan Yayasan Cahaya Peduli Semesta (YCPSI), bergandeng tangan dan berkolaborasi dengan melaksanakan tindakan nyata melalui Training of Trainer (ToT), yang melibatkan 32 orang mahasiswa, yang terdiri dari mahasiswa Prodi S1 Teologi dan S1 PAK. Kegiatan ini berlangsung dari tanggal 26-28 Oktober 2023, bertempat di kampus STT BNKP Sundermann.

Pelatihan ini bertujuan untuk mempersiapkan mahasiswa agar memiliki kapabilitas untuk memberikan edukasi yang diperlukan kepada masyarakat dalam upaya melawan stunting. Materi-materi yang diajarkan disesuaikan dengan latar belakang peserta, mencakup pola pengajaran, pemahaman gizi seimbang, serta perilaku hidup bersih dan sehat, sehingga penerapan ilmu dan pengetahuan yang diterima dapat lebih terarah dan terfokus dalam melawan stunting. Ada beberapa materi yang disajikan, yakni materi stunting disampaikan oleh trainer YCPSI, Dr. Fotarisman Zalukhu; materi tentang konteks masyarakat Nias disampaikan oleh Pdt. Dr. Dorkas Orienti Daeli, M.Th. dan Sozawato Telaumbanua, M.Pd; dan materi tentang pemuda dan stunting disampaikan langsung oleh ketua YCPSI, Dr. dr. Castri Meher.

YCPSI, yang telah lama berkomitmen menangani isu stunting di kepulauan Nias, memberikan kontribusi besar dengan pengalaman dan pemahaman mendalam tentang masalah ini. Bukan hanya memberikan edukasi langsung pada warga gereja BNKP, tetapi mereka juga mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi agen perubahan di masa depan, baik saat melaksanakan praktik di masyarakat maupun sebagai pendeta atau guru.

Ketua STT BNKP Sundermann, Pdt. Dr. Alokasih Gulo, M.Si, sangat antusias dengan keterlibatan YCPSI dalam upaya ini dan berkomitmen untuk terus berkolaborasi, sehingga implementasi keterlibatan STT BNKP Sundermann dalam konteks masyarakat Nias dapat menjadi lebih konkret dan memberikan dampak yang signifikan. Sebagai tindak lanjut dari komitmen tersebut, STT BNKP Sundermann dan YCPSI melaksanakan penandatanganan MoU dan SPK (Surat Perjanjian Kerjasama).

Kesepakatan kerjasama ini ditandatangani oleh Ketua YCPSI, Dr. dr. Castri Meher dan Ketua STT BNKP Sundermann, Pdt. Dr. Alokasih Gulo, M.Si., yang disaksikan oleh Dr. Fotarisman Zaluchu (trainer YCPSI), Kepala LPMI STT BNKP Sundermann, Pdt. Tuhoni Telaumbanua, Ph.D., Dosen STT BNKP Sundermann, Pdt. Dr. Dorkas Orienti Daeli, M.Th., dan Sozawato Telaumbanua, M.Pd., serta mahasiswa/i peserta ToT.

Kerjasama ini adalah langkah besar dan kolaborasi hebat dalam menjawab ancaman serius stunting yang masih menghantui kepulauan Nias. Kepedulian dan kerjasama ini adalah upaya luar biasa untuk memastikan bahwa generasi masa depan di kepulauan Nias tumbuh dengan optimal dan sehat.(fsh)